0

10 SMP Terbaik Di Jakarta 2011

Posted by Unknown on 06.45 in ,


Sekolah menengah pertama (junior high school) adalah jenjang pendidikan dasar pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus sekolah dasar (atau sederajat). Sekolah menengah pertama ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari kelas 7 sampai kelas 9. Pada tahun ajaran 1994/1995 hingga 2003/2004, sekolah ini pernah disebut sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP).

Murid kelas 9 diwajibkan mengikuti Ujian Nasional yang memengaruhi kelulusan siswa. Lulusan sekolah menengah pertama dapat melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah atas atau sekolah menengah kejuruan (atau sederajat).


0
Posted by Unknown on 00.32

Pilih SMA Atau SMK?

| 14 March 2013 | 16:22 Dibaca: 1277 
1363251643569915523
pilih SMU atau SMK ?
Agung sedang duduk termenung ketika saya mendatangi rumahnya untuk membayar iuran keamanan pada uwaknya (kakak laki-laki ibunya) yang bekerja sebagai Kepala Keamanan kompleks. Keluarga mereka tinggal dalam satu bangunan seluas 80 meter persegi yang dihuni 8 keluarga. Sedangkan keluarga Agung sendiri terdiri dari 6 bersaudara, dia anak bungsu. Ke empat kakaknya bekerja sebagai kuli bangunan, menikah muda dan tinggal di bangunan yang sama. Sehingga setiap keluarga harus membangun kamar tidur diloteng agar kegiatan rumah tangga dapat berlangsung.
Apa yang dialami Agung dan keluarganya menimpa pada sebagian besar penduduk kota besar. Mereka tinggal berdesakan karena jangankan untuk membeli rumah baru, menyewa rumahpun mereka tidak mampu. Padahal mereka adalah penduduk asli Bandung bukan pendatang dari kota lain. Turun temurun keluarga mereka menghuni rumah tersebut, rumah yang semakin sempit. Berbanding terbalik dengan bangunan perumahan tertata di balik kawasan mereka. Disana tanah 500 – 1.000 m2 dihuni oleh 3-4 jiwa saja.
Agung termenung karena bingung. Ayahnya menjanjikan dia dan Anwar (kakak kandungnya) untuk meneruskan ke sekolah menengah atas (SMA). Mungkin sang ayah jengah melihat penghasilan anaknya (kakak-kakak Agung) kempas-kempis, bahkan sering menganggur. Mirip seperti dirinya yang buruh bangunan juga. Maklum mereka hanya lulusan SD.
Sayang, tawaran sekolah sang ayah hanya hingga SMA. Dia tidak mampu membiayai lebih lanjut. Anwar sang kakak (kebetulan satu angkatan karena pernah tidak naik kelas satu tahun) tidak mempermasalahkan hal tersebut. Beda halnya dengan Agung, dia ingin bersekolah lanjut.
“Mengapa bingung, Gung?”
“Saya ingin sekolah di SMK saja, ingin ambil Disain Grafis. Tapi biayanya lebih mahal dari SMA. Padahal selulus SMK, saya bisa kerja sambil kuliah.”
Pemikiran yang cemerlang, “Mengapa tidak pilih SMA seperti Anwar?” tanya saya.
“Banyak waktu terbuang untuk belajar yang tidak perlu bu. Misalnya pelajaran kimia, sepertinya saya tidak suka dan tidak nyambung dengan pekerjaan yang saya inginkan.”
“Kok Agung tahu tentang pelajaran Kimia?”
“Kan sering lihat buku-buku SMA kepunyaan kakak-kakak di depan,” jawabnya sambil mengangkat wajah menunjukkan bangunan di depan rumahnya.
Tempat tinggal Agung memang termasuk kawasan padat penduduk sehingga setiap bangunan begitu rapat demikian juga hubungan silaturahmi. ‘Kakak’ di depan yang dimaksud Agung adalah tetangganya yang kebetulan mempunyai wawasan cukup jauh kedepan sehingga bertekad menyekolahkan anak-anaknya hingga SMA dan SMK. Mungkin berkat mereka jugalah Agung mendapat masukan untuk memilih jurusan di SMK.
Ternyata memilih SMA atau SMK tidak semudah seperti yang saya duga. Paling tidak ada 3 hal yang mempersulit Agung menetapkan pilihan:
  • Jumlah SMK tidak sebanyak SMA, sehingga ketika nilai masuk SMK yang dipersyaratkan tidak memenuhi, siswa harus masuk SMK yang tidak disukai atau lebih naas lagi harus masuk SMA. Beda halnya dengan calon peserta didik SMA, siswa yang tidak berhasil masuk sekolah pilihannya, bisa banting stir ke SMA Negeri dengan passing grade lebih rendah atau memilih SMA Swasta saja.
  • Jurusan SMK pilihan biasanya hanya sedikit, contohnya kasus Agung diatas. Dia memilih Disain Grafis yang letaknya jauh dari rumah (akibatnya biaya transpor akan melonjak). Bahkan beberapa SMK seperti  SMK Pertanian terletak di luar Kota Bandung.
  • Biaya sekolah SMK umumnya lebih mahal karena ada biaya praktek yang lebih tinggi daripada biaya praktek SMA yang besarannya relatif tetap.
Padahal hasil kerja lulusan SMK umumnya luar biasa. Beberapa rekan yang berwiraswasta memilih karyawan lulusan SMK daripada SMA, selain mereka lebih trampil juga lebih rajin. Walaupun tentunya untuk penilaian rajin perlu kajian lebih lanjut, tetapi ketrampilan mereka peroleh sewaktu belajar di SMK.
Sebagai contoh usaha keramik yang dikelola rekan saya alumni FSRD ITB. Dia tidak mau repot mengajari keahlian dasar pada karyawannya, sehingga  memilih karyawan produksi dan marketing dari SMK jurusan keramik.
Atau kasus kantor yayasan kami sekarang. Sebelumnya tugas administrasi kantor dipegang oleh seorang mahasiswa yang sedang merampungkan skripsinya. Dia diterima karena hubungan baik dan kami menganggap kegiatan administrasi kantor adalah pekerjaan yang mudah. Tapi ketika dia lulus dan mengundurkan diri, ternyata file dalam komputer dan arsip administrasi kantor amburadul semua. Sulit sekali mencari file surat masuk atau sekedar file kiriman dari rekanan.
Akhirnya kami sepakat untuk merekrut lulusan SMK administrasi perkantoran sebagai gantinya. Tentu saja pekerjaan gadis manis ini tidak langsung mulus. Kami harus mengajari mengarsip hard copy dan soft copy. Prosesnya tidak lama karena dia sudah belajar dan mempraktekannya di sekolah. Kini arsip kantor sudah rapi dan diapun mulai mempelajari hal lainnya seperti mengelola pertunjukan grup seni serta mengurus program yayasan.
Kisah lainnya tentang lulusan SMK berkaitan dengan pekerjaan sebagai Chief Accounting sebelum saya meninggalkan tugas ‘kantoran’. Dari 4 orang pegawai yang menjadi anak buah, 2 orang diantaranya menonjol karena cepat mengerti ketika mendapat penjelasan dan pekerjaannyapun rapi. Mereka berdua merupakan andalan saya ketika harus berurusan dengan pajak dan bank. Dan mereka berdua lulusan SMK jurusan akutansi (dulu SMEA).
Memang belum ada penelitian tentang kemampuan lulusan SMK, demikian juga kualitas lulusan sarjana. Karena itu saya berharap ada penelitian yang menjawab pertanyaan mengapa ada seorang lulusan sarjana ekonomi akutansi tidak mampu mengkategorikan biaya berdasarkan posnya? Padahal kedua karyawan andalan saya (lulusan SMEA diatas) bisa mengerjakan dengan mudah. Lulusan sarjana ekonomi akutansi tersebut akhirnya tidak saya perpanjang masa tugasnya karena masih dalam masa 3 bulan percobaan.
Tingginya pendidikan seseorang ternyata tidak berkorelasi langsung dengan kualitas dan etos kerja. Padahal ada 2,3 juta anak terpaksa bekerja karena tidak mampu melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (Kompas, 10/09/2012). Karena itu saya sangat berharap agar pemerintah mau menambah jumlah SMK yang ada. Dimulai dari SMK di kota besar. Setiap SMA hanya boleh menambah kelas SMK, bukan SMA lagi. Baik swasta maupun negeri. Agar SMA hanya diisi oleh peserta didik yang ingin melanjutkan studi keperguruan tinggi. Sedangkan mereka yang berkeinginan bekerja mendapat keleluasaan memilih sekolah.
Pemerintah juga sebaiknya menambah anggaran untuk SMK karena mereka membutuhkan biaya praktek lebih besar dibandingkan SMA. Sehingga ada perubahan pandangan. Selama ini, mereka yang tidak mampu berpendapat bahwa lulusan SD sama saja dengan lulusan SMA: sama-sama sulit mencari kerja. Dengan adanya penambahan SMK diharapkan ada pemicu untuk bersekolah tinggi karena lulusan SMK banyak diperlukan dunia kerja.
Jika pemerintah mau menambah anggaran dan memberlakukan regulasi penambahan kelas SMK oleh lembaga sekolah yang ada, semoga jargon SMK Bisa, Siap Kerja, Cerdas dan Kompetitif, tidaklah sekedar jargon. Semoga.
Maria Hardayanto
1363251414914337515

0

PERSIAPKAN KARIER ANDA SEJAK DINI

Posted by Unknown on 00.28
CARA MEMILIH SEKOLAH SETELAH SMP

Setelah menyelesaikan sekoah menengah pertama (SMP), anda bercita-cita melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, yaitu sekolah menengah. Apakah anda merasa bingung untuk menentukan sekolah menengah yang akan anda masuki ? Untuk itu anda memerlukan informasi tentang lanjutan sekolah.

A. Mengenal Jenis Sekolah Menengah.

Ada dua jenis sekolah menengah yang dapat dimasuki setelah sekolah menengah pertama (SMP), yaitu Sekolah Menengah Umum (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

1. Sekolah Menengah Umum (SMA).

Sekolah menengah merupakan salah satu jenis sekolah yang dapat dimasuki setelah SMP. Sekolah menengah umum mengutamakan persiapan siswa melanjutkan pendidikan pada jenjang pendidikan lebih tinggi.

Dalam rangka mempersiapkan siswa memasuki pemdidikan tinggi, pada sekolah menengah umum (SMA) diselenggarakan program pendidikan khusus. Ada tiga program pengajaran di SMA, yaitu Program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Program Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan Program Bahasa.

Masing-masing program bertujuan untuk mempersiapkan siswa memasuki perguruan tinggi yang berkaitan dengan ilmu-ilmu pada program tersebut. Program Pengetahuan Alam bertujuan untuk menyiapkan siswa melanjutkan pendidikan ke jenjang tinggi yang berkaitan dengan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Program Pengetahuan Sosial bertujuan untuk menyiapkan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi yang berkaitan dengan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Sementara itu, Program Bahasa bertujuan untuk menyiapkan siswa memasuki pendidikan tinggi yang berkaitan dengan ilmu bahasa.

Program khusus di SMA diselenggarakan pada Semester I Kelas XI. Dasar yang dipakai untuk penjurusan siswa adalah akademik selama 2 semester kelas X. Kecuali itu, dipertimbangkan juga minat dan bakat yang dimiliki serta atas persetujuan orang tua siswa.

2. Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK ).

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu jenis sekolah menengah yang dapat dimasuki setelah SMP. Sekolah menengah kejuruan bertujuan untuk :

a.Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional.
b.Menyiapkan siswa agar mampu memilih karir.

c.Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah dan mengisi kebutuhan dunia usaha.

Siswa yang belajar di sekolah menengah kejuruan lebih banyak dibekali keterampilan untuk memasuki lapangan kerja.

Sekolah kejuruan mempunyai penekanan pada ilmu tertentu. Ada sekolah menengah kejuruan yang khusus mempelajari ilmu teknik, ada yang khusus memepelajari ilmu pertanian, ada yang khusus mempelajari ilmu yang berkaitan dengan kesejahteraan keluarga, ada yang khusus mempelajari ilmu yang berkaitan kelautan, ada yang khusus mempelajari ilmu yang berkaitan dengan farmasi, ada yang khusus mempelajari ilmu yang berkaitan dengan ekonomi/akuntansi, ada yang khusus mempelajari ilmu yang berkaitan dengan komputer dan masih banyak lagi yang semuanya bertujuan untuk mempersiapkan calon tenaga kerja siap pakai sesuai dengan bidang dan keahlian masing-masing yang dibutuhkan dunia usaha.

Contoh : Sekolah Analis Kimia, Sekolah farmasi, Sekolah Perikanan, sekolah perkapalan, Sekolah kelautan, Sekolah perawat Kesehatan (SPK), Sekolah Menengah Kesejahteraan Keluarga (SMKK), Sekolah Ekonomi/akuntasi, Sekolah Tata Boga dll.

B. Cara Mempersiapkan Diri Memasuki Sekolah Menengah.

Anda tentu ingin berhasil dalam mengikuti pendidikan di sekolah menengah. Oleh karena itu, anda perlu mempersiapkan diri untuk memilih sekolah menengah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih sekolah menengah antara lain sebagai berikut :

1. Menentukan tujuan setelah lulus sekolah menengah. Jika setelah lulus pendidikan anda ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi maka sebaiknya anda memilih sekolah menengah umum (SMA). Sebaliknya, jika setelah lulus pendidikan menengah anda ingin langsung bekerja, sebaiknya anda memilih sekolah menengah kejuruan.

2. Mempersiapkan diri sedini mungkin. Persiapan yang dimaksud disini berhubungan dengan prestasi akademik. Prestasi akademik selama anda belajar di sekolah menengah pertama dapat diketahui melalui nilai hasil Ujian Nasional maupun Ujian Sekolah yang tertera dalam STTB/SKHU. STTB/SKHU sangat mempengaruhi proses pemilihan sekolah lanjutan. Beberapa sekolah lanjutan menengah ada yang menggunakan standar nilai mata pelajaran tertentu sebagai syarat yang harus dipenuhi oleh calon siswa. Misalnya nilai mata pelajaran Matematika minimal 7. Atau mungkin ada sekolah yang mengharuskan calon siswa memiliki nilai rata-rata UN minimal 8 atau jumlah NUM 32 dan lain-lain.

3. Pertimbangkan bakat yang anda miliki. Bakat yang dimiliki seseorang tidak sama antara satu dengan lainnya. Ada yang berbakat pada ilmu alam, tetapi tidak berbakat pada ilmu sosial, ada yang berbakat di bidang olahraga, tetaapi tidak berbakat di kesenian, ada yang berbakat dibidang kesenian tetapi tidak berbakat pada keterampilan. Bakat yang dimiliki seseorang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Seseorang yang mengikuti pendidikan di sekolah menengah jika didukung dengan bakat yang dimiliki, akan lebih berhasil dibanding yang tidak didukung dengan bakat.

Contoh : Eva tidak berbakat di bidan seni, tetapi berbakat di bidang Sains. Ia memilih sekolah yang tidak sesuai dengan bakatnya atas pengaruh temannya, yaitu Sekolah Seni Rupa. Akibatnya, Eva mengalami kesulitan kesulitan dalam mengikuti pelajaran. Apabila ada tugas menggambar, Eva tidak dapat mengerjakan.

Kirana mempunyai bakat dalam bidang seni. Ia memilih sekolah sesuai dengan bakat yang dimilikinya, yaitu Sekolah Seni Rupa. Kirana selalu mengerjakan tugas-tugas dengan baik, terutama berhubungan dengan seni rupa.

4. Pertimbangkan sifat-sifat yang anda miliki. Setiap orang memilki sifat yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Ada yang sabar, teliti, suka bekerja menghadapi benda, tabah, suka bekerja menghadapi orang, mampu menciptakan alat, dan lain-lain. Sifat-sifat orang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang. Oleh karena itu, untuk memilih sekolah, sebaiknya seseorang juga harus mempertimbangkan sifat-sifat yang dimiliki.

Contoh : Bambang tidak memiliki sifat sabar dan lebih senang bekerja menghadapi benda. Bambang memilih Sekolah Perawat Kesehatan. Pada saat praktik di rumah sakit, bambang tidak bisa menghadapi pasien dengan sabar dan selalu marah. Akibatnya nilai praktik yang diperoleh tidak baik.

Hengki mempunyai sifat teliti dan lebih suka bekerja menghadapi benda. Hengki memilih Sekolah Menengah Ekonomi. Pelajaran yang diberikan di Sekolah Menengah Ekonomi banyak yang membutuhkan sifat teliti, seperti hitung dagang, akuntansi dan ekonomi. Pada saat praktek tidak mengalami kesulitan.

Oleh karena itu, agar anda tidak mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah menengah sebaiknya dalam memilih sekolah menengah, sesuaikan dengan sifat-sifat yang anda miliki.



0

MENYELARASKAN DUNIA PENDIDIKAN DAN DUNIA KERJA

Posted by Unknown on 00.18

Lulus UN, Terus Kemana?

| 25 March 2013 | 23:03 Dibaca: 242   
“Lulus UN, terus Kemana? Mau Kuliah Apa kerja?” mungkin itu sedikit percikan pertanyaan sebagian siswa yang akan melalui UN atau bagi mereka yang telah melewati yang namanya UN atau Ujian Nasional.
Lulus UN adalah gerbang dimana pakaian seragam sekolah dilepaskan lalu menjadi manusia muda yang tak terpaku pada seragam lagi, oleh karenanya di sebagian besar Perguruan Tinggi tak menerapkan kewajiban seragam layaknya di bangku sekolah. Serta gaya belajarnya pun berbeda, lebih mandiri ketimbang masih di jaman sekolah yang adanya tuntunan dari Guru.

Lulus UN lalu Mau Kerja?

Saat ini sekolah sudah berkembang sedemikian hebatnya mengikuti perkembangan jaman. Munculnya Sekolah menengah Kejuruan (SMK) mulai menjadi daya tarik banyak masyarakat. Karena keahlian tertentu mulai diajarkan di sekolah ini ketimbang pengetahuan umum seperti di Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan IPS, IPS, Bahasa dan tambahan lainnya.
1364198605479256487
Ilustrasi (dok. unived)
Nah, dengan adanya Keahlian di bidang tertentu akan mempercepat proses kerja setiap insan di bumi Nusantara ini, hal ini juga mungkin diharapkan dapat mengurangi pengangguran tanpa keahlian spesifik. Misalnya seorang siswa SMK yang berkeahlian Mesin, maka akan cukup banyak tempat yang bisa menampungnya bekerja atau bila mampu bisa membuka Bengkel atau hal usaha lain yang berhubungan.
Jika dulu sebagian orang harus menempuh titel Sarjana dulu untuk bisa disebut ahli, saat ini sudah cukup banyak para pemilik keahlian spesifik melalui SMK. Lihat saja saat SMK bisa membuat Robot, Merakit Laptop sampai yang banyak digaungkan adalah Mobil buatan anak SMK.
Mungkin sebuah proses yang wajar jika sinar SMK sepertinya lebih memancar di dunia pendidikan menangah atas daripada SMA. Promosi Pemerintah pun tentang SMK cukup gencar, hingga muncul Jargon SMK Bisa! Dengan SMK mungkin memang cukup membantu mengurangi beban pengangguran di muka Bumi Nusantara ini. Namun, seorang lulusan bukan SMK yakni SMA atau MA (Madrasah Aliyah) pun sebenarnya bisa bekerja jika ditunjang dengan mental dan kemauan. Secara umum memang lulusna SMA/MA untuk bisa ahli di satu bidang layaknya SMK perlu menempuh dunia Pendidikan berikutnya yakni di perguruan Tinggi.
13641986801827340366
Ilustrasi (dok.lamabaca)

Lulus UN, Pilih Kuliah?

Untuk sebagian yang masih punya kocek cukup untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi adalah anugerah. Namun sebagian ada menganggap Kuliah adalah Kuli-ah, maksudnya menjadi Kuli yang berucap “ah” pada alur perkuliahan hingga kadang mungkin mengurangi tata krama kepada Dosen atau pengajar. Oleh karenanya, Siswa yang berevolusi menjadi Mahasiswa kadang  terdengar Demo-nya yang seakan kata Maha dalam tambahan siswa adalah menjadi pemasok fikiran kedewasaan.
Terlepas dari hal yang kurang dalam sisi pendidikan seorang mahasiswa, jenjang Perkuliahan adalah hal baru bagi seseorang yang selama beberapa tahun patuh dengan seragam lalu berubah menajdi pekaian bebas (nan rapi tentunya). Dari sinilah sebuah keahlian diperlukan, karena setelah keluar tentu akan mendapat titel Sarjana dengan tambahan keahlian jurusan yang dipilihnya.

Memilih Kuliah Untuk Masa Depan

Memilih kuliah juga perlu dipikir matang-matang, jika asal sebagian orang biasanya terjadi alih juruan di tengah masa perkuliahannya. Memilih Juruan di jenjang Perguruan Tinggi sebenarnya adalah untuk masa depan, olah karenanya keahlian mulai kesukaan bidang tertentu perlu menjadi titik awal memilih jurusan.
Namun bukan hanya kesukaan pada bidang tertentu saja yang menjadi hal penting memilih jurusan, selayaknya juga adanya pandangan yang lebih jauh tentang jurusan yang akan diambil. Lebih jauh disini adalah peran serta yang akan diambil setelah lulus dari perkuliahan, jadi agar tetasan keringat hingga waktu yang terpakai untuk kuliah akan terbayar jika kita menjadi dihargai banyak orang atas kemampuan kita sebagai Sarjana yang memang benar kualifikasinya sesuai kebutuhan dunia.
Saya Sendiri dulu awalnya memilih Jurusan Informatika adalah karena adanya kesukaan pada komputer dan informasi, terlebih saat itu pula saya memilih dan mencari jurusan ini di berbagai perguruan tinggi karena adanya pandangan bahwa jurusan ini masih baru dan di masa akan datang akan sangat banyak dibutuhkan.

0

Berdasarkan Prestasi Dan Fasilitas, Inilah Daftar Sekolah Menengah Atas Terbaik Se Indonesia

Posted by Unknown on 13.20 in ,
Berdasarkan Prestasi Dan Fasilitas, Inilah Daftar Sekolah Menengah Atas Terbaik Se IndonesiaKepriExpose | Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa/ murid di bawah pengawasan guru, dengan tujuan mengajarkan anak untuk menjadi anak yang berprestasi, terdidik, bermoral baik dan mampu memajukan bangsa. 

0

Siswa di Aceh Dilatih Cara Bikin Game Online

Posted by Unknown on 07.00 in

Pelatihan membuat game online oleh International Center for Aceh and Indian Ocean Studies (ICAIOS). (Foto: dokumentasi pribadi)

BANDA ACEH
- Puluhan siswa di Aceh dilatih membuat game online agar mereka handal dalam menjajaki industri online dan mobile gaming yang kini sangat menjanjikan. Peserta juga diajari cara mendirikan industri itu dan meraup pendapatannya.


0

Soal UN Setara Ujian Dunia

Posted by Unknown on 06.30 in

 Kualitas soal-soal yang diujikan dalam UN 2014 setaraf ujian dunia. (Ilustrasi: Okezone)

JAKARTA
- Seperti tahun-tahun sebelumnya, ujian nasional (UN) tahun ini juga menggunakan 20 paket soal. Namun, ada sedikit perbedaan dalam pembuaan soal-soal UN tahun ini.


0

Kelulusan Siswa SD Ditentukan Oleh Hasil Ujian Sekolah

Posted by Unknown on 06.00 in ,
 http://static.republika.co.id/uploads/images/detailnews/sejumlah-siswa-mengikuti-ujian-nasional-un-mata-pelajaran-bahasa-_130506121126-554.jpg
REPUBLIKA.CO.ID - Kelulusan siswa Sekolah Dasar di Kabupaten Biak Numfor, Papua pada tahun ajaran 2014 akan ditentukan melalui Ujian Sekolah bukan Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional seperti tahun lalu.

Sekretaris Dinas Pendidikan Biak Kamaruddin S.Pd dihubungi di Biak, Jumat mengatakan sesuai surat edaran bersama ini pula disebutkan pemerintah provinsi diminta untuk melaksanakan prosedur operasional standar (POS) penyelenggaraan ujian sekolah pada sekolah dasar, SLB, dan program paket A tahun pelajaran 2013/2014.

0

UN SMA/SMK 2014: Ujian Susulan Digelar Mulai 22 April

Posted by Unknown on 05.30 in ,

 

BALIKPAPAN - Peserta ujian akhir nasional yang berhalangan ikut karena sakit ataupun tidak mampu, diminta untuk mengikuti ujian susulan yang dijadwalkan mulai 22 April.
Ketua Tim Ujian Nasional Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, Dayang Budiati mengatakan jadwal ujian susulan itu telah ditentukan sejak lama. Nantinya, materi soal yang diberikan akan berbeda dengan yang telah dikerjakan oleh peserta yang ujian terlebih dahulu.


0

Mendikbud "Sidak" Persiapan UN via Televideo

Posted by Unknown on 07.26 in
Suasana televideo konferensi pers persiapan UN. (Foto: Faisal Harahap/Okezone)

JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengadakan Televideo Konferensi tentang kesiapan penyelenggaraan Ujian Nasional (UN) 2014. "Sidak" ini dilakukan antara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh dengan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi.


0

Kurikulum 2013 Menekankan Praktik, Bukan Hafalan

Posted by Unknown on 06.00 in

'Kurikulum 2013 Menekankan Praktik, Bukan Hafalan'

Rabu, 11 Desember 2013, 17:46 WIB
Wamendikbud Musliar Kasim
Wamendikbud Musliar Kasim

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Musliar Kasim mengatakan, Kurikulum 2013 lebih menekankan praktik daripada hafalan. Sebab selama ini, anak-anak banyak terbebani hafalan, yang malah kurang meningkatkan kreativitas.

Copyright © 2014 Berbagi Info All rights reserved. Theme by Yoan Lintang. | Bloggerized by SMP N 1 Berbah.